Sabtu, 30 Juni 2018

Asal-Usul Migas, Proses Awal Terbentuk Migas

Bagaimana Proses Terbentuknya Migas ?

Kegiatan yang paling penting dalam kegiatan hulu migas adalah kegiatan eksplorasi. Kegiatan ini pada intinya merupakan aktifitas perusahaan dalam mencari cadangan migas. Agar proses pencarian efektif maka tahap pertama yang harus dilakukan adalah mengenal dan mengetahui dengan pasti apa yang dicari. Kedua, mengenali dengan benar sifat dan ciri-cirinya. Ketiga, melakukan klastering, dan identifikasi tempat dimana barang tersebut "bersemayam" dengan berbagai cara. Karena posisinya didalam tanah umumnya yang dilakukan adalah dengan melakukan studi geologi dan geofisika, melakukan kegiatan seismik dan pengeboran sumur eksplorasi.

Apa Itu Migas ? Minyak mentah dan gas bumi atau migas disebut juga hidrokarbon. Sebenarnya pendapat ilmuan perminyakan terbagi menjadi dua aliran besar yaitu penganut teori organik dan teori anorganik. Teori anorganik disebut dengan teori abiotik atau abiogenic. Teori anorganik mempercayai bahwa migas terbentuk melalui proses alam biasa dan dipercayai sudah ada sejak dari awal. Namun, teori anorganik saay ini relatif jarang digunakan dalam proses pencarian migas. Para ilmuan perminyakan pada umumnya sepakat bahwa minyak mentah dan gas bumi atau migas berasal dari mahluk hidup purbakala yang mengalami tekanan bersuhu tinggi dan kemudian melalu pengolahan secara perlahan dalam jangka yang sangat panjang.

Gambaran tempat produksi migas
Jeffry S. Dukes ( 2003 ), Ilmuan dari Universitas Utah memperkirakan bahwa 1 galon minyak mentah yang ada di Amerika membutuhkan 90 ton tumbuhan purbakala sebagai bahan material. Artinya untuk mendapatkan 1 liter minyak diperlukan 23,5 ton tumbuhan purbakala. Untuk mendapatkan jumlah tersebut kurang lebih dibutuhkan 16.200 meter persegi jumlah tanaman gandum, termasuk daun, tangkai dan akarnya.

Mahluk purbakala tersebut mati, tetapi karena penguburannya tidak cepat terjadi aka akan lapuk dan terurai. Namun tidak seluruh mahluk hidup yang mati tersebut akan menciptakan energi fosil karena sebagian yang terurai akan kembali bercampur bersama tanah atau batuan, sedangkan kurang dari 1 / 10.000 berubah menjadi bahan bakar fosil.

Beberapa ilmuan perminyakan penganut teori organik mempercayai bahwa migas yang ada saat ini terbentuk secara alami, dibuat oleh alam dengan dasar terutama tanaman sejenis ganggang dan biota-biota lain yang berupa daun-daunan . Bahkan juga dipercaya bahwa tumbuh-tumbuhan tingkat tinggi akan lebih banyak menghasilkan gas ketimbang menghasilkan minyak bumi yang disebabkan rangkaian karbonnya yang lebih kompleks.

Namun banyak juga ilmuan perminyakan yang mempercayai bahwa migas terbentuk dari binatang yang hidup dan mati pada jutaan tahun yang lalu, bahkan lebih dari 570 juta tahun. Para ilmuan menyebutnya sebagai Paleozoic Era. Pada zaman itu belum terdapat ikan-ikan dilaut seperti sekarang, misalnya lumba-lumba atau ikan hiu, namun yang ada adalah jutaan tiny creatures yang disebut plankton yang merupakan makanan untuk binatang purbakala seperti trilobites, crinoids dan brachiopods.

Namun binatang ini berubah menjadi migas ? Mirip seperti yang terjadi pada tumbuhan ganggang. Ketika binatang tersebut mati, kerangka terkubur bersama lumpur dan pasir, yang mampu melindungi dan membantu bangkai binatang tersebut menjadi fosil. Pada sekitar 320 juta tahun yang lalu, pada era Mesozoikum, dasar laut tertutup oleh fosil plankton. Namun pada era itu juga terjadi penurunan tingkat debit air secara drastis. Situasi ini membuat sebagian plankton tidak lagi berada di dasar laut. Kemudian berbagai materi menimbun fosil tersebut dan memberikan daya berat dan tekanan yang tinggi, sehingga mendorong bangkai plankton itu ke dalam dan tekanan semakin dalam. Bersamaan dengan itu bangkai (fosil ) itu pun memperoleh panas yang cukup besar pula. Setelah selama 250 juta tahun mengalami tekanan dan panas, fosil berubah menjadi hidrokarbon.

Proses binatang berubah menjadi migas
Jadi secara lebih sederhana dapat disampaikan, bahwa proses terjadinya migas diawali dengan matinya organisme tumbuhan dan hewan yang berukuran sangat kecil yang sebelumnya hidup di laut purba yang terkubur. Kemudian fosil hewan dan tumbuhan itu tertimbun pasir dan lumpur di dasar laut selama jutaan tahun sehingga membentuk lapisan zat organik. Akhirnya terjadi berulang sehingga membentuk lapisan-lapisan dan tertimbun jutaan tahun.

Namun kemudian unsur yang sangat penting untuk terjadinya migas adalah temperatur di dalam tanah. Hidrokarbon tidak dapat terjadi pada temperatur kurang dari 65 derajat C. Tetapi apabila temperatur di atas 260 derajat C, hidrokarbon akan terurai. Kebanyakan hidrokarbon yang ditemukan berada di dalam tanah pada suhu 107 derajat C sampai 177 derajat C.

Komponen minyak bumi adalah campuran rantai kimia yang rumit. Namun pada intinya rantai kimia tersebut mengandung lebih dari 70 % karbn ( C ) dan lebih dari 5% Hidrogen ( H ). Sudah barang tentu juga mengandung bahan organik dalam jumlah kecil dan mengandung oksigen ( O ), sulfur ( S ) atau nitrogen ( N ). Selanjutnya, tiga faktor penting lainnya yang memungkinkan fosil yang mengalami tekanan yang besar dan terkena suhu yang tinggi akan berubah menjadi migas, yaitu :
  • Faktor "bebatuan asal" (Source rock ), karena minyak mentah berada pada batuan tersebut.
  • Terjadinya perpindahan ( migrasi ) hidrokarbon dari bebatuan asal menuju ke "bebatuan reservoir " ( reservoir rock), umumnya sandstone atau limestone yang berpori-pori (porous) dan ukurannya cukup untuk menampung hidrokarbon tersebut.
  • Terjadi jebakan (entrapment) geologi sebagai akibat dari pergerakan dari dalam bumi bisa berupa gempa bumi atau erupsi gunung api. Jebakan  geologi juga bisa terjadi karena erosi oleh air dan angin secara terus menerus sehingga menciptakan suatu "ruangan" di bawah tanah yang menjadi jebakan hidrokarbon. Apabila ruang jebakan tersebut dilingkupi atau dilapisi impermeable, maka hidrokarbon tadi akan di tempatkan dan tidak bisa bergerak kemana-mana lagi.
Berdasarkan umur dan letak kedalaman minyak mentah digolongkan menjadi empat, yaitu young shallow, old-shallow, young deep, dan old-deep.
  • Minyak bumi young-shallow biasanya bersifat masam ( sour ), mengandung banyak bahan aromatik, sangat kental dan kandungan sulfurnya tinggi.
  • Minyak old-shallow relatif tidak terlalu kental dengan titik didih yang relatif rendah, dan rantai paraffin-nya agak pendek.
  • Minyak mentah young-deep, relatif kental dan pekat. Biasanya dalam proses penyulingan membutuhkan beberapa tahapan pengerjaan. Oleh karena itu jenis minyak mentah ini relatif tidak terlalu disukai.
  • Minyak mentah old-deep adalah minyak mentah yang paling baik untuk menghasilkan bahan bakar minyak seperti bensin ( gasolin ). Oleh karena itu minyak mentah Old-deep disebut juga "sweet oil", jenis minyak yang paling diminati.

Tidak ada komentar:

Cari Pembahasan Lainnya ?

close