Jumat, 29 Juni 2018

Mencari migas dengan metode Seismik

Kegiatan Mencari Migas

Konon, pertama kali minyak mentah ditemukan adalah karena adanya minyak mentah yang merembes naik ke permukaan dari sebuah retakan tanah. Rembesan minyak mentah yang naik ke atas menandakan bahwa cadangan minyak mentah tersebut berada tidak jauh dari permukaan tanah. Cadangan minyak yang tidak jauh dari permukaan bumi jelas akan mempermudah upaya pengangkatan minyak mentah tersebut dari dalam perut bumi.
Hulu migas
Sekarang ini, terutama di Indonesia sudah jarang sekali cadangan minyak yang berada dekat dengan permukaan. Pengeboran sumur migas didarat ( onshore ) sudah biasa hingga kedalaman 4000 feet atau malah lebih. Bahkan lapangan-lapangan baru yang ditemukan di Indonesia saat ini kebanyakan berada di tengah laut ( offshore ) dan di laut dalam dengan kedalaman lebih dari 10.000 feet.


Seismik

Penemuan lapangan migas yang semakin sulit memaksa para ahli untuk menciptakan alat pencari migas yang semakin canggih pula. Akan tetapi pada prinsipnya pencarian minyak yang ada di dalam tanah dilakukan dengan pencitraan situasi dalam tanah. Mencari kemungkinan adanya lapisan bebatuan berbentuk " mangkok terbalaik " yang memungkinkan terjadi jebakan hidrokarbon.

Seismik di darat dengan teknologi paling awal, yaitu 2D ( dua dimensi ) dilakukan dengan mencatat pantulan getaran dari dalam tanah pada kedalaman tertentu.

Pada pemukaan tanah ditanam dinamit. Jika diperlukan dan dipandang perlu dapat menggunakan driling rig agar dinamit dapat ditanam sedikit lebih dalam. Apabila dinamit telah siap, diletakkan pada posisi yang tepat dan pada kedalaman yang sudah sesuai yang tepat dan pada kedalaman yang sudah sesuai kemudian dinamit tersebut diledakkan. Ledakan tersebut akan menimbulkan getaran ke dalam tanah. Getaran tersebut akan memantulkan gelombang yang direkam oleh truk perekam.

Seiring dengan pencarian cadangan yang semakin sulit teknologi pencarian bawah tanah berkembang pesat dengan ditemukan metode seismik 3D ( tiga dimensi ). Pencitraan bawah tanah dengan teknologi 3D menghasilkan gambar yang lebih baik dan lebih informatif yang akan mempermudah menginterpretasikan hasil seismik.

adikjenius.xyz
Kegiatan mencari migas
Survei siismik merupakan salah satu dan awal dari kegiatan mengumpulkan data yang diharapkan dapat mendukung atau membuktikan bahwa pada area tersebut menujukkan tanda - tanda yang mengindikasikan adanya cadangan migas. Kegiatan seismik merupakan kegiatan yang sangat penting, karena berdasarkan hasil survei seismik tersebutlah kegiatan berikutnya baru akan dilakukan. Oleh karena itu kegiatan seismik tidak boleh dilakukan dengan serampangan. Selain karena biaya yang dikeluarkan cukup besar, juga jika dilakukan dengan sembarangan hasil yang diperoleh tidak sempurna dan akan menyesatkan.

Tahapan yang sangat penting setelah itu adalah studi dan interpretasi data. Pengamatan dan keahlian para ahli geologi dan geofisika sangat berperan dalam melakukan interpretasi. Para ahli geologi dan geofisika secara berkolaborasi akan turut memberikan pertimbangan mulai dari sejarah bebatuan pada area tersebut hingga jenis batuannya, dan juga umur batuan.


Permainan " Probalitas "

Survei seismik adalah salah satu tahapan untuk melakukan penajaman dan memperkecil risiko kesalahan apabila nantinya pengeboran sumur dilakukan. Berikut itu adalah ilustrasi mengenai hal ini.

Pemerintah telah melakukan survei awal pada suatu daerah. Kemudian berdasarkan data awal itu dan termasuk sejarah cekungan ditemukan potensi minyak mentah di dalam tanah. Meski demikian belum diketahui persisnya pada posisi mana dan pada kedalaman berapa keberadaaan potensi itu. Tetapi diperkirakan potensi tersebut ada.

Nah, bila anda percaya dengan hasil survei awal tersebut anda dapat mengikuti tender untuk mendapatkan bisnis dan mengelola potensi dari lapangan tersebut. Pemberian kepercayaan untuk pengelolaan ladang migas tersebut disertai anggapan bahwa anda memiliki cukup modal untuk melakukan kegiatan hulu migas. Selain itu juga anda harus memiliki cukup pengalaman, sehingga akhirnya dapat memenangkan tender.

sebuah " permainan probabilitas ". Satu-satunya jalan untuk memastikan bahwa dibawah tanah tersebut terdapat kandungan hidrokarbon atau tidak, adalah melakukan pengeboran sumur eksplorasi. Namun untuk melakukan lokasi pengeboran dan memastikan bahwa pengeboran tersebut tidak sia-sia diperlukan informasi untuk mengidentifikasi lokasi dan posisi titik pengeboran.

Jadi, survai sismik sebenarnya adalah salah satu kegiatan untuk memastikan atau meningkatkan keyakinan tingkat probalitas / kemungkinan ada tidaknya cadangan migas pada area yang disurvei. Survei seismik juga untuk mengurangi risiko kesalahan dalam menentukan titik dan posisi pengeboran. Artinya, berdasarkan hasil seismik akan terlihat gambar dan titik koordinat posisi cekungan, bahkan posisi jebakan yang diperkirakan mengandung migas.


Eksplorasi Migas

Keberhasilan pengeboran sumur eksplorasi sangat menentukan untuk membuktikan apakah area yang disurvei mengandung cadangan migas ataukah tidak. Sumur eksplorasi adalah 'sumur taruhan'. Pengeboran sumur mempertaruhkan anggapan awal, mempertaruhkan hasil analisis para pakar yang telah dibuat sebelumnya berdasarkan data hasil survei dan data lainnya. Bahkan mungkin juga mempertaruhkan "gengsi" para ahli subsurface ataupun juga ahli geologi. Sebab, jika berdasarkan hasil seismik para ahli subsurface menyatakan bahwa tidak ada tanda-tanda terdapat potensi cadangan migas di area survei, maka pengeboran sumur eksplorasi tidak perlu dilakukan. Pernyataan ahli tersebut dipertaruhkan.

Pengeboran sumur eksplorasi hanya akan menghasilkan dua kemungkinan yaitu cadangan migas terbukti ada atau tidak ada. Jika ternyata pengeboran sumur eksplorasi dilaksanakan dan hasilnya membuktikan tidak ada cadangan hidrokarbon, maka kegiatan eksplorasi " telah berhasil " membuktikan bahwa pada area yang disurvei tidak mengandung cadangan migas. Maka pilihannya hanya satu, menutup kegiatan eksplorasi dan kegiatan lanjutannya, dan melakukan kegiatan eksplorasi di tempat atau area yang lain.

Namun demikian jika kegiatan pengeboran sumur eksplorasi "telah berhasil " membuktikan bahwa pada area tersebut terdapat cadangan migas, maka tidak secara otomatis kegiatan eksplorasi dinyatakan sukses. Mengapa ? karena masih harus dibuktikan apakah cadangan yang terbukti ada tersebut cukup ekonomis untuk diangkat ke atas permukaan.


Ahli Reservoir dan Ketidakspastian

Ilmu Reservoir merupakan cabang ilmu perminyakan. Ilmu reservoir sering dipandang sebagai sebuah ilmu sekaligus seni. Seni dalam melakukan peramalan terhadap kinerja suatu reservoir dengan mempertimbangkan kondisi-kondisi tertentu. Seorang insinyur atau ahli reservoir memiliki kemampuan untuk membuat prediksi dan ramalan perilaku dari reservoir. Ahli reservoir juga mampu mengukur jumlah minyak mentah dan gas bumi yang terkandung di dalamnya dan laju produksi yang paling optimum.

Seorang ahli reservoir melakukan estimasi dengan menggunakan beberapa anggapan atau asumsi-asumsi. Sehingga hasil perhitungan yang dilakukan oleh seorang ahli reservoir tetap mengandung ketidakpastian. Apabila asumsi yang diajukan ternyata tidak terjadi maka hasil perhitungan tersebut bisa salah dan dapat dibatalkan. Semua yang diandaikan atau diasumsikan menjadi salah satu sebab bahwa perhitungan yang dilakukan kemungkinan tidak terjadi. Namun demikian, seorang ahli reservoir tidak sembarangan dalam menentukan asumsi, melainkan berdasar pada kaidah-kaidah keilmuan perminyakan yang lazim.
Reservoir pada perlapisan batuan
Ketidakpastian yang dihadapi oleh seorang ahli reservoir tidak saja pada sisi teknis namun juga sisi ekonomis dan bahkan politis. Ketidakpastian teknis mencakup antara lain unsur geofisika, geologi, petrofisika dan rekayasa fasilitas produksi untuk mendukung proses produksi. Ketidakpastian ekonomis mencakup risiko terhadap harga, kapital, biaya operasi dan perpajakan. Sedangkan ketidakpastian pilitis terkait  dengan countri risk, stabilitas negara, dan lain sebagainya.

Pendekatan yang sering digunakan, yang relatif lebih sederhana dalam menentukan nilai cadangan migas, atau jumlah cadangan migas yang diakui dan dibukukan, didasarkan pada dua batasan yaitu : waktu dan biaya. Jangka waktu secara teknis akan dipengaruhi oleh kondisi geologis, geofisika, selain lebih spesifik tercermin dalam kontrak dan dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah yang barangkali juga dipengaruhi oleh situasi negara. Sedangkan masalah biaya mencakup keseluruhan biaya operasi untuk menemukan dan mengangkat migas yang ada di dalam perut bumi, termasuk juga biaya kapital.

Batasan biaya juga penting. Batasan tersebut akan menunjukan pada biaya berapakah cadangan tersebut ekonomis untuk diangkat. Pada beberapa kasus, beberapa cadangan yang telah terbukti ada tidak dilakukan pengangkatan karena biaya untuk mengangkat ke permukaan cukup mahal, tidak sebanding dengan hasil yang akan diperoleh.


Keekonomian

Jadi, ukuran yang umum digunakan untuk mengukur keekonomian cadangan migas adalah total volume cadangan migas yang dapat diangkat. Cadangan migas yang proven yang dapat dijual pada harga tertentu akan diperbandingkan dengan total biaya pengangkatannya. Sehingga dengan kata lain, keekonomian lapangan akan tergantung dari tiga faktor, yaitu : Volume cadangan, harga jual dan biaya pengangkatan termasuk biaya memproduksikan.

Volume yang terlalu kecil akan menghasilkan penerimaan dari penjualan minyak mentah atau gas bumi dalam jumlah yang kecil pula. Jika biaya yang dibutuhkan lebih besar dari uang yang diperkirakan akan diterima, maka secara keekonomian lapangan tersebut tidak layak untuk dikembangkan.

Adakalanya volume yang diperhitungkan tidak terlalu besar. Tetapi karena harga migas ternyata membumbung tinggi, maka pengangkatan sumber daya alam migas layak untuk dipertimbangkan. Diperkirakan hasil pengangkatan ini memberikan penerimaan yang lebih besar dari biaya pengangkatan yang diperlukan. Dalam kndisi seperti ini  cadangan yang marginalpun dapat dinyatakan sebagai cadangan yang memenuhi ketentuan keekonomian pada saat harga tinggi.

Pada saat ini harga minyak mentah relatif cukup tinggi. Kisaran harga internasional WTI sebesar 100-200 Dolar per barel. Pada harga tinggi seperti ini akan memungkinkan lapangan-lapangan yang dulunya dinyatakan tidak ekonomis karena cadangannya terlalu kecil menjadi lapangan yang ekonomis.

Resiko kegagalan dalam melakukan kegiatan eksplorasi sering disebut risiko sumber daya alam ( resource risk ). Risiko ini bergantung kepada tiga hal yaitu : pertama, kondisi apa adanya area atau lapangan yang disurvei; kedua, ketersediaan teknologi dan  yang ketiga, tingkat keahlian. Faktor alam merupakan faktor yang terpenting. Teknologi, keahlian serta pengalaman yang banyak, sama sekali tidak berarti apa-apa jika kenyataannya dalam area yang disurvei tidak ada kandungan migasnya. Namun apabila ternyata di dalam perut bumi, di area yang disurvei terdapat cadangan migas, maka teknologi memiliki peran yang besar untuk membuktikan bahwa cadangan tersebut benar-benar ada.

Teknologi juga menjadi penentu. Sudah sering terjadi bahwa dengan menggunakan teknologi yang lama suatu lapangan dinyatakan tidak ditemukan cadangan migas didalamnya. Namun dengan menggunakan teknologi yang terbaru, apa yang dahulu tidak terdeteksi, kini bisa ' teraba' bisa diketahui.

Tidak kalah pentingnya, selain teknologi adalah pengalaman. Dibeberapa lapangan di Indonesia setelah disurvei dan dilakukan seismik tidak terbukti mengandung cadangan migas. Namun berkat pengalaman dan keahlian yang dimiliki, dengan gambar yang sama, data yang sama dan informasi yang tidak berubah dari sebelumnya, seorang ahli yang berpengalaman dapat mendeteksi adanya cadangan migas.

Salah satu perusahaan nasional di Indonesia, awalnya terjun di sektor hulu migas sebagai suppliyer, dan menyewakan rig. Namun kemudian  berkembang dan membentuk perusahaan eksplorasi dan eksplorasi. Perusahaan ini memulai kiprahnya dari langan-langan yang ditinggalkan oleh pertamina karena dianggap tidak memiliki prospek. Oleh sekumpulan orang-orang tua dan pensiuanan yang berpengalaman, lapangan yang semula diperkirakan tidak ditemukan cadangan migas, ternyata dapat dibuktikan bahwa lapangan itu memiliki cadangan migas yang cukup besar.


Succes Story

Tingkat keberhasilan eksplorasi biasnya dinyatakan dalam bentuk rasio yang disebut rasio temuan. Rasio temuan merupakan perbandingan antara jumlah temuan cadangan migas dengan jumlah aktivitas eksplorasi. Rasio temuan adalah prosentase kesuksesan dari kegiatan pencarian cadangan. Rasio temuan adalah prosentase kesuksesan dari kegiatan pencarian cadangan. Rasio temuan terkadang juga disebut rasio kesuksesan. Biasanya setiap negara memiliki rasio kesuksesan yang berbeda-beda.

Tidak ada komentar:

Cari Pembahasan Lainnya ?

close