Selasa, 22 Januari 2019

Hukum-Hukum Dasar Geologi

Konsep Universal 

Merupakan konsep geologi ( sering dianggap sebagai hukum alam ) yang berlaku secara umum dan sifatnya universal serta terjadi disemua tempat di dunia. Konsep tersebut adalah :

1. Hukum Steno

Steno, seorang geologist Italia merumuskan hukum steno yang terdiri atas 3 bagian yaitu :

a. Hukum Superposisi ( Nicolas Steno, 1669 )

adikjenius.xyz
Nicolas Steno
Hukum Superposisi pertama kali diusulkan oleh ilmuan asal Denmark, Nicolas Steno pada abad ke-17.Pada 1669, Nicolas Steno membuat pernyataan jelas pertama bahwa strata (batuan berlapis) menunjukkan perubahan berurutan, yaitu, bahwa batu memiliki sejarah.

Dari karyanya di pegunungan Italia Barat, Steno menyadari bahwa prinsip superposisi pada batuan berlapis (bertingkat) adalah kunci untuk menghubungkan waktu dengan batuan. Singkatnya, setiap lapisan batuan sedimen (juga disebut "bed") lebih tua dari yang di atasnya dan lebih muda dari yang di bawahnya. Aturan superposisi yang tampaknya sederhana dari Steno telah menjadi prinsip paling dasar dari kencan relatif. Steno awalnya mengembangkan alasannya dari pengamatan batuan sedimen, tetapi prinsip ini juga berlaku untuk material yang terdeposit di permukaan seperti aliran lava dan lapisan abu dari letusan gunung berapi.


b. Hukum Horizontalitas ( Nicolas Steno, 1669 )

Menyebutkan bahwa dalam seri deposisi di suatu cekungan sedimentasi, perlapisan batuan sedimen pada saat mula terbentuk mempunyai kedudukan horizontal. Bila perlapisan batuan sedimen tersebut sudah membentuk sudut dengan bidang horizontal atau mempunyai kedudukan perlapisan batuan yang miring menunjukkan bahwa perlapisan batuan sedimen tersebut sudah mengalami perubahan atau deformasi sebagai akibat tenaga endogen ataupun eksogen. Tenaga endogen terbentuk sebagai akibat tektonik, sedang tenaga eksogen dapat sebagai akibat longsoran.

Di Indonesia batuan sedimen yang berumur Pra-Tersier atau pra Pleistosen, tampak lapisan batuan sedimennya mempunyai kemiringan ringan, sedangkan batuan sedimen yang diendapkan selama kurater lapisan batuan, pada umumnya mempunyai kedudukan yang masih horizontal.

c. Hukum Kejadian Menerus ( Continousity Law )

Menyebutkan bahwa dalam proses sedimentasi akan dihasilkan perlapisan batuan yang sama tebal, dan apabila perlapisannya tidak sama tebal, maka pada cekungan sedimentasi tersebut dipastikan telah mengalami gangguan.
Bila perlapisan batuan sedimen menipis ke satu arah, perlapisan tersebut disebut dengan istilah bentuk membaji ( wedging ). Bila pembajian terjadi di dua arah disebut dengan istilah bentuk melensa ( lenses ). Bila pembajian berulang - ulang antar dua satuan batuan yang umumnya sama disebut bentuk hubungan menjari ( interfingering ).

2. Hukum Hubungan Potong Menyilang ( Cross Cutting Relationship Law )

Hukum ini menyebutkan, batuan yang di intrusi ( oleh batuan beku ) umumnya relatif lebih tua dibandingkan dengan batuan yang mengintrusi. Hukum ini dapat dikembangkan lebih lanjut untuk kenampakan geologi yang mempunyai kejadian sejenis.

Di alam sering di jumpai kenampakan geologi dalam bentuk suatu struktur patahan yang dipotong oleh struktur patahan, suatu seri batuan sedimen dipotong oleh dike batuan beku, suatu vein dipotong oleh vein yang lain. Dalam hal demikian dapat ditentukan proses mana yang terjadi lebih dahulu, dan bagian mana yang mempunyai umur geologi relatif lebih tua, dapat didekati dengan hukum hubungan potong menyilang.
Dalam hal tersebut di atas, dalam bidang geologi juga dikenal Teori Malapetaka ( Catastrofa Theory ) dan Teori Uniformitas ( Uniformity Theory ). Uraian di bawah ini akan memperjelas teori yang dimaksud.

3. Teori Katastrofa ( Catastrofa Theory )

Diusulkan oleh Cuvier (1769-1832 ) seorang ahli anatomi Perancis, yang pada intinya : selama waktu geologi tertentu akan berkembang kehidupan tertentu pula. Selama waktu geologi tertentu akan berkembang kehidupan tertentu pula. Beberapa jenis kehidupan akan punah dan muncul jenis kehidupan yang lain dengan elalui proses evolusi. Kehidupan yang punah tersebut akan menjadi fosil dan akan mencirikan lapisan batuan yang bersangkutan. Singkat kata, tiap lapisan batuan akan dicirikan oleh fosil tertentu yang kemudian dikenal sebagai fosil indeks. Keberadaan fosil indeks ini yang dapat dimanfaatkan oleh geologist untuk menentukan umur relatif geologi.

4. Teori Uniformitas ( Uniformity Theory )

Diusulkan oleh James Hutton ( 1726-1779 ) seorang geologist Scotlandia, yang menyebutkan : The Present is the key to the past, yang artinya : peristiwa yang terjadi pada saat sekarang merupakan kunci untuk membuka tabir peristiwa atau kejadian pada masa lampau. Dengan demikian, bila saat ini terjadi gempa tektonik, vulkanisme, banjir, tanah longsor, dan kejadian geologi yang lainnya, maka peristiwa yang sama pernah terjadi pada masa lampau.

Tidak ada komentar:

Cari Pembahasan Lainnya ?

close