Pengertian Batulanau
Batulanau adalah batuan sedimen yang mempunyai ukuran butir pada kisaran lanau, lebih halus dari batupasir dan lebih kasar dari batulempung.
Batulanau adalah batuan sedimen klastik. Seperti namanya batulanau terdiri dari (lebih dari 2/3 nya) partikel-partikel berukuran lanau, yang merupakan butiran berukuran 2-62 nm atau 4 hingga 8 dalam skala Krumbein phi.
Batulanau berbeda secara signifikan dari batupasir dalam hal pori-porinya yang lebih kecil dan kecenderungan lebih tinggi untuk mengandung fraksi lanau yang signifikan. Meskipun sering tertukar dengan istilah serpih (shale), batulanau tidak memiliki fisilitas dan laminasi yang khas dari shale.
Batulanau mungkin berisi konkresi-konkresi. Stratifikasi batulanau akan jelas dan dapat dibedakan dengan shale apabila tidak menyerpih.
Batulanau |
Kriteria Ukuran Butir Lanau
Kriteria menurut Skala Udden-Wenworth, ukuran partikel lanau berada di antara 3,9 sampai 62,5 nm, lebih besar dari pada lempung tetapi lebih kecil dari pada pasir.
Iso 14688 memberi batasan antara 0,002 mm dan 0,063 mm, lempung harus lebih kecil dan pasir lebih besar.
Kriteria USDA, yang diadopsi oleh FAO, memberi batas ukuran 0,05 mm untuk membedakan pasir dari lanau. Ini berbeda dari batasan Unified Soil Classification System (USCS) dan sistem klasifikasi Tanah AASHTO (lembaga pengatur standar sipil Amerika Serikat), yang memberi ukuran batas 0.075 mm (atau pengayak #200). Lanau dan lempung dibedakan bukan dari ukuran tetapi dari plastisitasnya.
Skala Wenworth |
Kegunaan Batulanau
Batulanau dalam penggunaan dan pemanfaatannya beragam-ragam, tergantung dari kebutuhan yang diinginkan. Penggunaan dalam interior yaitu sebagai agregat dekoratif, dekorasi dalam ruangan.
Penggunaan eksterior sebagai bangunan batu, taman. Dalam industri kontruksi sebagai bangunan rumah atau dinding, pembuatan semen, agregat kontruksi, untuk jalan agregat, membuat semen alami, bahan baku untuk pembuatan mortal.
Simbol Batulanau
Prose Pembentukan dan Kandungan Pada Batulanau
Batulanau termasuk dalam sedimen, karena batu ini terbentuk akibat lithifikasi bahan rombakan batuan asal atau denudasi. Batuan asal dapat dari batuan beku, metamorf, dan sedimen. Fragmentasi batuan asal tersebut dimulai dari pelapukan mekanis maupun secara kimiawi, kemudian tererosi dan tertransportasi oleh aliran air menuju suatu cekungan pengendapan.
Setelah pengendapan berlangsung, sedimen mengalami diagenesa yang dapat merubah sedimen menjadi keras.
Silstone (batu lanau) biasanya membentuk offshore, pada lingkungan yang tenang dibandingkan dengan tempat terbentuknya batupasir. Masih terdapat arus yang mengangkut partikel-partikel halus berukuran clay sehingga batuan ini terlaminasi dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar