Jumat, 08 Mei 2020

Bentang alam karst

Pengertian karst

Kars adalah sebuah bentuk permukaan bumi yang pada umumnya dicirikan dengan adanya depresi tertutup (closed depression), drainase permukaan, dan gua. Daerah ini dibentuk terutama oleh pelarutan batuan, kebanyakan batugamping.

Karst dalam bahasa Jerman adalah topografi hasil pelarutan.

Menurut Jenning (1971) didefenisikan sebagai lahan dengan relief dan pola pelarutan yang aneh, berkembang pada batuan yang mudah larut pada air alam dan dijumpai pada semua tempat pada lahan tersebut.

Flint dan Skinner (1977) mendefenisikan sebagai daerah yang berbatuan yang mudah larut dengan surupan (sink) dan gua yang berkombinasi membentuk topografi yang aneh (peculiar topography) dan dicirikan oleh adanya lembah kecil, penyaluran tidak teratur, aliran sungai secara tiba-tiba masuk kedalam tanah meninggalkan lembah kering dan muncul sebagai mata air yang besar.

Bentang alam karst
Bentang alam karst

Istilah karst

Istilah kars (diadaptasi dari bahasa Belanda, karst) yang dikenal di Indonesia diadopsi dari bahasa Yugoslavia / slovenia, lewat istilah geologi internasional yang dipakai dalam bahasa Belanda. Istilah aslinya adalah krst/krast yang merupakan nama suatu kawasan di perbatasan antara Yugoslavia dengan Italia timur laut, dekat wilayah pariwisata Trieste.

Karakteristik

Ciri-ciri daerah kars antara lain :
  • Daerah berupa cekungan-cekungan dengan bentuk dan ukuran yang bervariasi, cekungan tersebut digenangi air atau tanpa air dengan kedalaman dan jarak yang berbeda-beda
  • Terdapat bukit-bukit kecil dalam jumlah banyak yang merupakan sisa-sisa erosi akibat pelarutan kimia pada batu gamping, sehingga terbentuk bukit-bukit (conical hills)
  • Sungai-sungai yang tampak dipermukaan hilang dan terputus-putus ke dalam tanah.
  • Terdapatnya sungai-sungai di bawah permukaan, adanya goa-goa kapur pada permukaan atau di atas permukaan.
  • Permukaan yang terbuka tampak kasar, berlubang-lubang dan runcing - runcing (lapies)
  • Adanya endapan sedimen lempung berwarna merah hasil dari pelapukan batugamping.
  • Banyaknya Stalaktik dan Stalakmit akibat dari air yang masuk kelubang-lubang (doline) kemudian turun ke gua dan menetes dari atap gua ke dasar gua yang berubah menjadi batuan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi bentang alam karst

1. Faktor fisik

faktor-faktor fisik yang mempengaruhi pembentukan topografi karst meliputi :

a. Ketebalan batugamping

Pembentukan karst yang baik yaitu pada batugamping yang tebal, dapat masif atau yang terdiri dari beberapa lapisan dan membentuk unit batuan yang tebal, sehingga mampu menampilkan topografi karst sebelum habis terlarutkan.

Namun yang paling baik adalah batuan yang masif, karena pada batugamping berlapis biasanya terdapat lempung yang terkonsentrasi pada bidang perlapisan, sehingga mengurangi kebebasan sirkulasi air untuk menembus seluruh lapisan.

b. Porositas dan permeabilitas

Berpengaruh dalam sirkulasi air dalam batuan. Semakin besar porositas sirkulasi air akan semakin lancar sehingga proses karstifikasi akan semakin intensif.

c. Intesitas struktur (kekar)

Zona kekar adalah zona lemah yang mudah mengalami pelarutan dan erosi sehingga dengan adanya kekar dalam batuan, proses pelarutan berlangsung intensif.

Kekar yang baik untuk proses karstifikasi adalah kekar berpasangan (kekar gerus), karena kekar tersebut berpasangan sehingga mempertinggi porositas dan permeabilitas.

Namun apabila intensitas kekar sangat tinggi batuan akan mudah tererosi atau hancur sehingga proses kartifikasi terhambat.

2. Faktor Kimiawi

Kondisi kimia batuan, dalam pembentukan topografi kars dipelukan sedikitinya 60% kalsit dalam batuan dan yang paling baik diperlukan 90% kalsit.

Dalam kondisi kimia, media pelarut, dalam proses karstifikasi media pelarutnya adalah air, kondisi kimia air ini sangat berpengaruh terhadap proses karstifikasi.

Kalsit sulit larut dalam air murni, tetapi mudah larut dalam air yang mengandung asam.

Air hujan mengikat CO2 di udara dan dari tanah membentuk larutan yang berdifat asam yaitu asam karbonat (H2CO3).

Larutan inilah yang sangat baik untuk melarutkan batugamping.

3. Faktor biologis

Aktifitas tumbuhan dan mikrobiologi dapat menghasilkan humus yang menutup batuan dasar, mengakibatkan kondisi anaerobic, tekanan parsial CO2 akan meningkat sehingga kemampuan melarutkannya juga meningkat.

4. Faktor iklim dan lingkungan

Kondisi lingkungan yang mendukung adalah adanya lembah besar yang mengelilingi tempat yang tinggi yang terdiri dari batuan yang mudah larut (batugamping) yang terkekarkan intensif. Kondisi lingkungan disekitar batugamping harus lebih rendah sehingga sirkulasi air berjalan dengan baik, sehingga proses karstifikasi berjalan dengan intensif.


Proses pembentukan topografi kars

Kondisi batuan yang menunjang terbentuknya topografi karst ada 4, yaitu :
  • Mudah larut dan berada di atau dekat permukaan
  • Masif, tebal, dan terkekarkan
  • Berada pada daerah dengan curah hujan yang tinggi
  • Dikelilingi lembah

Bentuk bentang alam karst

Bentang alam karst dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu bentuk - bentuk minor dan bentuk-bentuk mayor. Menurut Bloom (1979) :
  • Karst minor adalah bentang alam yang tidak dapat diamati pada foto udara atau peta topografi.
  • Karst mayor adalah bentang alam yang dapat diamati baik didalam foto udara atau peta topografi.
Berikut pembagian dari masing-masing bentuk karst

Bentuk-bentuk topografi karst minor

Lapies merupakan bentuk tak rata pada permukaan batugamping akibat adanya proses pelarutan, penggerusan atau karena proses lain. Klasifikasi lapies menurut Ritter (1979)

Karst Split merupakan celah pelarutan yang terbentuk dipermukaan. Kars split sebenarnya merupakan perkembangan dari kars-runnel (solution runnel). Bila jumlah kars runnel dan banyak dan saling berpotongan maka akan membentuk kars split (Srijono, 1984 dalam Widagdo, 1984).

Parit Karst merupakan alur pada permukaan yang memanjang membentuk parit. Srijono (1984), mengemukakan bahwa parit karst ini merupakan karst split yang memanjang sehingga membentuk parit karst.

Palung karst merupakan alur pada permukaan batuan yang besar dan lebar, dibentuk oleh proses pelarutan. Kedalamannya dapat mencapai lebih dari 50 % cm. Biasanya terbentuk pada permukaan batuan yang datar atau miring rendah dan dikontrol oleh struktur yang memanjang.

Speleothem merupakan hiasan yang terdapat di dalam gua yang dihasilkan oleh endapan berwarna putih, bentuknya seperti tetesan air, mengkilat dan menonjol. Hiasan ini merupakan endapan CaCO3 yang mengalami presipitasi pada saat air tanah yang membawanya masuk kedalam gua ( Sanders, J.E, 1981). Contoh stalagmit, stalagtit dan masif column. Masif column adalah bila stalagmite dan stalagtit bertemu.

Fitokarst merupakan permukaan yang berlekuk-lekuk, dengan lubang-lubang yang saling berhubungan. Antara lubang satu dan lubang lainnya dibatasi oleh tepi-tepi yang tajam, sehingga memberikan bentuk seperti bunga kerang pada menara (pinnacles) karst. Morfologi ini terbentuk karena adanya pengaruh aktifitas biologis yaitu adanya algae yang tumbuh di dalam batugamping.

Bentuk-bentuk bentang alam karst mayor

1. Surupan (doline atau sinkhole) merupakan depresi tertutup hasil pelarutan dengan diameter mulai dari beberapa meter sampai beberapa kilometer, kedalamannya mencapai ratusan meter dan bentuknya dapat bundar atau lonjong (oval), (Twidale, 1967).

Menurut Cvijic, bentuk doline dibedakan menjadi :

Doline mangkok merupakan perbandingan lebar dan kedalaman 10 : 1 dan kemiringan lereng doline berkisar antara 100-120.

Doline corong berdiameter dua atau tiga kali kedalamannya dan lereng doline berkisar antara 300 - 400

Doline sumuran berdiameter lebih kecil dari kedalamannya, lereng vertikal.

Menurut Bogli (1980) berdasarkan cara pembentukan (genetik), doline dibedakan menjadi :

Doline pelarutan : terbentuk oleh pelarutan yang terkonsentrasi akibat keberadaan kekar, pelebaran pori-pori batuan, dijumpai disebagian besar awal proses karstifikasi.

Doline aluvial : hampir sama dengan doline pelarutan tetapi batugamping tertutup oleh endapan aluvial, sekungan terjadi karena aluvium terbawa kesistem drainase bawah permukaan.

Doline amblesan : terjadi karena lapisan batugamping ambles perlahan-lahan karena di bawah lapisan batugamping terdapat rongga

Doline runtuhan : terbentuk akibat goa atau saluran dekat permukaan runtuh akibat tidak mampu menahan atapnya.

2. Uvala adalah gabungan beberapa doline sehingga membentuk depresi tertutup besar dan lantai dasarnya tidak rata. Ukuran diameternya berkisar antara 5 - 1000 meter dan kedalamannya berkisar antara 1 - 200 meter, didingnya curam.

3. Polje merupakan depresi tertutup yang besar dengan lantai dasar dan dinding yang curam, bentuknya tidak teratur dan biasanya memanjang searah jurus perlapisan atau zona lemah structural.



Tidak ada komentar:

Cari Pembahasan Lainnya ?

close