Minggu, 06 Juni 2021

Rijang dan proses pembentukannya

Rijang atau batuapi (Bahasa Inggris : flint atau flinstone) adalah batuan endapan silikat kriptokristalin dengan permukaan licin (glassy). Disebut "batuapi" sebab jika diadu dengan baja atau batu lain akan memercikan bunga api yang bisa membakar bahan kering.

Baturijang atau batuapi adalah batuan sedimen mikrokristalin atau kriptokristalin yang tersusun atas silikon oksida (SIO2) dengan permukaan yang licin (glassy). Rijang dapat terbentuk sebagai nodul, massa konkresi, dan deposit berlapis. Serpihan rijang dengan pecahan konkoidal sering menghasilkan bentuk yang tajam sehingga manusia pada zaman dahulu memanfaatkan batu rijang sebagai asesoris senjata tradisional.


Proses pembentukan rijang

Rijang dapat terbentuk ketika mikrokristalin silikon oksida (SIO2) tumbuh dalamm sedimen lunak yang akan menjadi batukapur. Dalam sedimen tersebut, jumlah yang sangat besar dari mikrokristal silikon dioksida akan tumbuh menjadi nodul yang berbentuk tidak teratur atau konkresi silika terlarut terangkut oleh air ke sebuah lingkungan pengendapan.

Jika nodul-nodul atau konkresi tersebut bergabung dalam jumlah yang besar maka akan membentuk lapisan rijang dalam suatu massa sedimen. Rijang yang terbentuk dengan cara seperti ini biasa disebut sebagai batuan sedimen kimia. Beberapa silikon dioksida dalam rijang diperkirakan memliki asal biologis.

Dibeberapa tempat, baik itu di lingkungan pengendapan laut dalam maupun laut dangkal, dimana dilingkungan tersebut terdapat diatom dan radiolaria yang hidup di ari. Organisme ini memiliki cangkang kaca silika yang licin.

Beberapa spons juga menghasilkan spikula yang terdiri dari silika. Ketika organisme ini mati, skeloton silika mereka akan terlepas, larut, mengkristal, dan kemudian menjadi bagian dari nodul rijang atau lapisan rijang. Rijang yang terbentuk dengan cara ini bisa dianggap sebagai batuan sedimen biologis.

Tidak ada komentar:

Cari Pembahasan Lainnya ?

close