Minggu, 06 Maret 2022

Kota Gorontalo

Assalamualikum Wr.Wb

Terimakasih Telah Mengunjungi Blog Kami . . .


Kota Gorontalo



KOTA GORONTALO

Kota Gorontalo merupakan salah satu kota tua di Sulawesi selain kota Makassar dan Manado, serta merupakan kota terbesar di kawasan Teluk Tomini. Dalam catatan sejarah, Semenanjung Gorotalo secara umum dan Kota Gorontalo secara khusus merupakan salah satu pusat penyebaran agama Islam di Kawasan Indonesia Timur yaitu selain Ternate dan Bone. Pada perkembangannya, pengaruh besar kota Gorontalo sebagai pusat pendidikan, jasa dan perdagangan pun disarankan masyarakat luas mulai dari wilayah Bolaang Mongondow, Buol Toli-Toli, Luwuk Banggai, Donggala, Palu bahkan sampai ke Sulawesi Tenggara dan Timur Indonesia.

Julukan Serambi Madinah 

Jika Aceh terkenal dengan julukan "Serambi Mekah", maka Gorotalo terkenal dengan julukan "Serambi Madinah". Asal muasal mengenal julukan ini memiliki banyak versi, diantaranya adalah Versi Buya Hamka yaitu : 

  1. Gorontalo layaknya "Serambi Madinah" yang hiruk pikuk masyarakatnya ramai beribadah, memeuhi masjid-masjid, dan juga lantunan ayat suci terdengar menggema di setiap pelosok masjid.
  2. Orang Gorontalo layaknya kaum Anshar (penduduk asli madinah) yang begitu terbuka menerima islam sebagai agama kerajaan-kerajaan di Gorontalo, serta begitu ramah menyambut para pendatang yang merantau atau hijrah ke Gorontalo para pendatang ini diantaranya berasal dari tanah  Arab, Melayu, Tiongkok, Minahasa, dan Bugis.
Asal Usul Nama Gorontalo

Menurut catatan "Hikayat Gorontalo", daerah yang selama ini kita kenal dengan istilah "Semenanjung Gorontalo" yang ada sekrang ini berasal dari sebuah pulau. Lama-kelamaan air laut disekitar pulau itu pun surut dan pada akhirnya muncul tiga gunung, yang salah satunya adalah gunung Tilongkabila. Adapun sebuah lembah di sebelah selatan Gunung Tilongkabila tersebut dicatat dalam sejarah sebagai daerah Hulontalo atau Gorontalo. Hulontalo itu sendiri beraasal dari kata dasar Hulontalangi, sebuah nama salah satu kerajaan di Gorontalo. Selain itu terdapat beberapa catatan sejarah mengenai asal muasal dari nama Gorontalo diantaranya : 
  1. Gorontalo berasal dari kata "Hulontalangi", yang bermakna "Lembah Mulia"
  2. Gorontalo berasal dari kata "Hulontalangi", yang bermakna "Daratan yang Tergenang"
  3. Gorontalo berasal dari kata "Huidu Totolu", yang bermakna "Tiga Gunug"
  4. Gorontalo berasal dari kata "Pogulatalo", yang bermakna "Tempat Menunggu"
  5. Gorontalo berasal dari kata "Hulontalo" 
Namun karena kesulitan dalam pengucapannya maka para penjajah Belanda menyebut "Hulontalo" menjadi "Gorontalo"

Peristiwa Patriotik 23 Januari 1942
Kota Gorontalo menjadi tempat peristiwa Hari Patriotik 23 Januari 1942 yang dipelopori oleh Nani Wartabone. Perjuangan patriotik ini menjadi tonggak kemerdekaan bangsa Indonesia dan memberi imbas dan inspirasi bagi wilayah sekitar bahkan secara nasional. Pada waktu itu Nani Wartabone bersama dengan Kusno Danupoyo menggelar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Gorontslo dengan membacakan "Naskah Proklamasi" kemerdekaan Indonesia di Gorontalo. Tidak hanya itu, bendera merah putih pun berhasil dikibarkan, menandai berakhirnya kekuasaan penjajah Belanda di Gorontalo. Sejarah mencatat bahwa Gorontalo menjadi salah satu daerah yang berhasil merdeka dari penjajah, 3 tahun sebelum Bung Karno dan Bung Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945. 

Topografi
Kota ini merupakan dataran rendah dengan ketingiian 0-500 m di atas permukaan laut. Kota Gorotalo menempati satu lembah yang sangat luas yang membentang dari wilayah Kabupaten Bone Bolango hingga kabupaten Gorontalo. Wilayah pinggiran patainya berupa perbukitan yang tersusun dari batuan karst yang berbatasan dengan pantai yang berada di Teluk Tomini. Daerah ini sangat rawan banjir, nyaris pintu air keluar adalah muara sungai Bone. Muara ini adalah pertemuan air  dari sungai Bone dan sungai Bolango sebelum menyatu dengan air laut. Di muara ini juga terdapat pulau yang mulai membesar dan ditumbuhi aneka tanaman termasuk kelapa. Setiap hari dari kedua sungai ini mengalir air bersih yang belum dimanfaatkan secara optimal. Sebagai dataran dimanfaatkan untuk bertanam padi karena air mengalir sepanjang tahun. Di beberapa daerah terdapat kantong-kantong air yang ditumbuhi tanaman Tumbango.






Tidak ada komentar:

Cari Pembahasan Lainnya ?

close